Guru Agen Pendidikan Karakter di Sekolah

03/03/2013 17:51

 

Kunci utama pendidikan karakter adalah keteladanan. Sehebat-hebatnya teori tentang pendidikan karakter, tanpa adanya keteladanan dari para pemangku kepentingan, pendidikan karakter hanya akan menemui kegagalan.  Teladan pertama dan utama pendidikan karakter adalah guru. Guru sebagai pendidik dituntut tak hanya menyampaikan teori bagaimana menjadi pribadi yang berkarakter, lebih dari itu mereka harus memberi contoh bagaimana menerapkan pendidikan karakter dalam perilaku keseharian.  Sumarna Surapranata, Ph.D., Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, mengatakan, berkaitan dengan profesionalisme, setidaknya guru harus menguasai empat kompetensi; profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian.

            Guru harus memberikan keteladanan melalui pembelajaran. Keteladanan ini sekarang kita kait-kaitkan dengan adanya tunjangan profesi. Sekarang sudah ada 746.000 lebih guru yang sudah dapat tunjangan guru di seluruh Indonesia.  Kalau disebut dengan tunjangan profesi, yang namanya profesional, paling tidak guru menguasai empat hal. Pertama, menguasai kompetensi profesional. Kedua, memiliki kompetensi pedagodik, kompetensi mengajar yang bagus. Ketiga, kompetensi sosial. Dia harus bisa bersosialisasi dengan masyarakat, siswa, dan sekolah. Keempat, kompetensi kepribadian. Kepribadiannya harus unggul.Unggul seperti apa? Unggul seperti pantang menyerah. Ada satu ikon di dalam karakter bangsa itu adalah pantang menyerah. Guru pantang menyerah di sekolah; kalau tidak ada alat, dia (guru) harus membuat alat. Dia harus inovatif, kreatif. Dia harus memberikan keteladanan bahwa tidak ada alat bisa mengajar dengan cara membuat alat sederhana. Zaman dulu tidak semewah sekarang, tapi bisa menghasilkan Soekarno dan Budi Utomo. Lalu kalau zaman sekarang dengan pendidikan yang serba mewah sudahkah melahirkan tokoh yang berkarakter atau hanya tokoh yang intelektual tapi tidak berkarakter.

Pasa sisi lain prinsip pendidikan karakter adalah berkelanjutan, tidak putus. Contoh Jepang atau Korea. Pendidikan karakternya cuma satu, yaitu disiplin. Semua aspek disiplin. Nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan melalui proses belajar. Makanya melalui keteladanan. Jangan guru kencing berdiri murid kencing berlari. Budaya bersih, religius. Jangan menyuruh anak shalat sementara ia tidak shalat.  Nilai tidak diajarkan, karena kalau diajarkan itu konsep. Teori saja. Tetapi dikembangkan melalui proses belajar-mengajar.  Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

,, Rasulullah didalam merubah peradaban jahiliyah keperadaban Islam adalah dengan keteladanan, seperti firman Allah:,, Sungguh didalam diri Rasul terdapat contoh/teladan yang baik,,