ANARKISME DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

18/02/2013 22:06

 

Dinegeri kita Indonesia tercinta sejak runtuhnya Orde Baru tahun 1998 sampai sekarang tidak pernah sepi dari demonstrasi. Ketika demionstrasi pada umumnya berujuk pada tindakan-tindakan anarki. Akibat dari demo yang anarki tersebut tidak sedikit kerugian yang ditimbulkan baik jiwa maupun materiil.

Kadang-kadang kita berfikir apakah negeri yang berlandaskan demokrasi harus diidentikkan dan implementasikan dengan demonstrasi ? atau benarkan ada sebagaian pemimpin kita yang mengatakan bahwa demo adalah bagian dari demokrasi ? Dan tidak sedikit dari pesta demokrasi didaerah di Indonesia diwarnai dengan konflik horizontal antar para pendukung calon pemimpinnya. Dan bagaimana jadinya generasi-generasi bangsa yang sedang tumbuh setiap waktu disajikan pentas-pentas demonstrasi yang berujung anarki atau konflik-konflik horizontal ? Kadang-kadang kalau kita merenung, negeri yang subur gemah ripah loh jinawe dengan masyarakat yang santun dan suka bergotong royong, tapi pada decade ini telah banyak berubah menjadi bangsa masyarakat yang brutal dan anaki. Kitapun bertanya dimanakah nilai budi luhur, tata kesopanan bangsa ini ? atau negeri ini telah berubah menjadi negeri demo dan anarki ?. Kitapun bertanya lagi, salah siapa sehingga terjadi seperti ini bangsa Indonesia.

Sungguh sangat mengherankan dinegeri yang kaya raya dengan sumber daya alam, tapi rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Bangsa Indonesia yang terkenal budi luhur dan kesantunannya tapi sekarang bangsa ini hidup dalam lingkaran demo dan anarki. Sudah hilangkah karakter bangsa ini ?

Yang jelas dari perspektif pendidikan, dimana pendidikan sebagai wahana mencetak para pemimpin bangsa dan intelektual bangsa patut dipertanyakan keberhasilannya. Atau selama dekade ini lembaga pendidikan baru dapat melahirkan intelektual yang pragmatis dan hedonistik. Atau para pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan diri dan golongan yang korup ?